Tuesday, May 26, 2009

motion and time study

2.1 Definisi Motion and Time Study

Motion study and time study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannnya. Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan-gerakan standard utnuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efktif dan efisien. Studi mengenai ini dikenal sebagai studi ekonomi gerakan yaitu studi yang menitik beratkan pada penerapan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

(Sritomo W , 1995 : 107)

Pada awalnya time study dan Motion Study digunakan hanya untuk hal-hal yang sangat spesifik dan dalam ruang lingkup yang sangat sempit saja. Kedua bidang studi tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan masing-masing oleh Frederick Taylor untuk Time study dan Gilbreths untuk Motion study yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Walaupun dikembangkan dan ditemukan dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, pada awalnya hanya time study dan penurunan insentif upah buruh yang lebih berkembang dibandingkan dengan motion study. Keinginan untuk mendapatkan metode kerja yang lebih baik menggema pada kurun waktu 1930an yang kemudian mengakibatkan perkembangan keilmuan teknik industri untuk mengkombinasikan time study dengan motion study yang dapat menghasilkan metode kerja yang lebih baik dan lebih dekat dengan kata ideal. Sekarang ini permasalahan mendasar adalah menemukan solusi dan metode yang paling tepat diterapkan, mengingat pada masa lalu terlalu menekankan pada perbaikan metode yang telah ada, dibandingkan mendefinisikan permasalahan, menyusun fakta-fakta, dan menemukan solusi yang tetap.Semula motion and time study dikembangkan oleh sarjana teknik industri dan staf spesial, dan hal ini pun berlanjut hingga sekarang. Beberapa menganjurkan bahwa methods engineering, work design, work study atau job design sebaiknya digunakan dalam perancangan motion and time study dan saat ini motion and time study bahkan dapat dikatakan sebagai sinonim dari work methods design and work measurement.

Motion study and time study adalah sebuah pembelajaran sistematis dari sistem kerja dengan tujuan :

1. Mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik.

Pada umumnya penentuan sistem dan metode yang digunakan dalam sebuah industri sangat bergantung kepada tujuannya, misalnya dalam sebuah manufaktur memproduksi barang, sebuah bank melayani transaksi dengan nasabah, penjualan susu sapi dari peternakan, dan sebagainya. Setelah itu, dilakukan pendekatan-pendekatan peningkatan produktivitas dengan cara problem-solving dan sebagainya. menstandardisasi sistem dan standar tersebut.

  1. Menentukan standar waktu.

Motion study digunakan untuk mengukur standar waktu normal yang diperlukan operator terlatih dan berpengalaman pada kecepatan normal. Standar waktu tersebut seringkali digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan kerja sampai perkiraan biaya produksi, termasuk biaya buruh.

  1. Melatih operator.

Agar seluruh perencanaan berjalan dengan baik, operator perlu mendapatkan pelatihan. Hal ini biasanya diakomodir oleh atasan dan pejabat teratas perusahaan. Akan tetapi, belakangan marak lembaga profesional yang bergerak dalam hal training seperti ini. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang memaksa pemakaiain alat-alat industri modern dan permesinan, pekerja yang dibutuhkan dalam industri skala besar semakin sedikit. Saat ini, yang lebih dibutuhkan adalah operator yang dapat menjalankan berbagai peralatan dan mesin-mesin industri sehingga upah yang harus dibayarkan kepada pekerja dapat ditekan seiring semakin sedikitnya pekerja yang dibutuhkan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar standar yang diharapkan dapat tercapai sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat diperoleh.

Definisi micromotion study

Motion study pertama kali dipublikasikan pada pertemuan American Society of Mechanical Engineering tahun 1912 oleh Gilbreth. Penjelasan singkat tentang hal ini adalah : micromotion study adalah mempelajari elemen dasar atau subdivisi berdasarkan gambar gerakan kamera, alat penghitung waktu yang secara akurat dapat menghitung interval waktu pada gambar film.

Metode ini menggunakan peralatan videotape berkecepatan tinggi untuk menganalisa gerakan yang sangat cepat dan sedikit. Tugasnya adalah menganalisa gerakan tersebut kemudin mengulang secara perlahan di dalam laboratorium, sehingga didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk tiap-tiap gerakan.

(http://arifamrizal.wordpress.com/2008/03/04/motion-and-time-study/)

Time dan motion study sangat penting bagi industri karena akan sangat berhubungan dengan perencanaan kapasitas yang akan membantu dalam menentukan tingkat output dari operasi suatu industri. Motion study, akan berorientasi tentang peningkatan produktivitas, sedang time study memiliki orientasi tentang pengukuran produktivitas.

2.2 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan (Motion Economy)

Dalam menganalisa dan mengevaluasi metoda kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (the principles of motiom economy). Prinsip ekonomi gerakan ini bisa dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun ke stasiun kerja yang lain.

Beberapa prinsip-prinsip ekonomi gerakan :

v ELIMINASI KEGIATAN :

ü Eliminasi semua kegiatan/aktifitas yang memungkinkan, langkah-langkah atau gerakan-gerakan (dalam hal ini banyak berkaitan dengan aplikasi anggota badan, kaki, lengan, tangan, dll).

ü Eliminasi kondisi yang tak beraturan dalam setiap kegiatan. Letakan segala fasilitas kerja dan material/komponen pada lokasi yang tetap (hal ini akan bisa menyebabkan gerakan-gerakan kerja yang otomatis).

ü Eliminasi penggunaan tangan (baik satu atau keduanya) sebagai “holding device”, karena hal ini merupakan aktifitas tidak produktif yang menyebabkan kerja dua tangan tidak seimbang.

ü Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, dll. Hindari pula gerakan-gerakan yang membahayakan dan melanggar prinsip-prinsip keselamatan atau kesehatan kerja.

ü Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakan kegiatan statis atau fixed position. Demikian pula sebisa mungkin untuk menggunakan tenaga mesin (mekanisasi) seperti power tools, power feeds, material handling, equipment, dll, untuk menggantikan tenaga otot.

ü Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menunggu (delay time ) dengan membuat perencanaan/penjadwalan kerja yang sebaik-baiknya. Idle/delay time bisa ditolerir bilamana hal tersebut diperuntukan secara terencana guna melepaskan lelah.

v KOMBINASI GERAKAN ATAU AKTIFITAS KERJA :

ü Gantikan/kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau terputus-putus dan cendrung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang kontinyu, tidak patah-patah serta cendrung membentuk sebuah kurva.

ü Kombinasikan beberapa aktifitas fungsi yang mampu ditangani oleh sebuah peralatan kerja dengan membuat desain yang bersifat “multipurpose”.

ü Distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan. Pola gerakan kerja yang simultan dan simetris akan memberikan gerakan yang paling efektif. Bilamana kegiatan dilaksanakan secara kelompok diupayakan supaya terjadi beban kerja yang merata diantara anggota kelompok.

v PENYEDERHANAAN KEGIATAN :

ü Laksanakan setiap aktifitas/kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan minimal.

ü Kurangi kegiatan mencari-cari obyek kerja (peralatan kerja, materia, dll.) dengan meletakannya pada tempat yang tidak berubah-ubah.

ü Letakan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal. Hal ini akan menyebabkan gerakan tangan akan berada pada jarak yang sependek-pendeknya.

ü Sesuaikan letak dari handles, pedals, levers, buttons, dll dengan memperhatikan dimensi tubuh manusia (antropometri) dan kekuatan otot yang dibutuhkan.

(http://adi.bogorlab.com/)

2.3 Gerakan Fundamental (Therblig’s)

Perancangan kerja manual didasarkan pada prinsip pengetahuan gerakan dan ekonomi gerakan yang diperkenalkan oleh Frank. B Gilbret. Ada 17 gerakan dasar dalam perancangan kerja yang disebut Therbligh yang meliputi:

1. RE = Reach (menjangkau)

2. M = Move (Membawa)

3. G = Grasp (Memegang)

4. RL = Release (Melepas)

5. PP = Pre-position (Pengarahan Sementara)

6. U = Use (Memakai)

7. A = Assemble (Merakit)

8. DA = Disassemble (Lepas rakit)

9. S = Search (Mencari)

10. SE = Select (Memilih)

11. P = Position (pengarahan)

12. I = Inspect (Memeriksa)

13. PL = Plan (Merencanakan)

14. UD = Unavoidable delay (Kelambatan yang tak terhindarkan)

15. AD = Avoidable delay (Kelambatan yang dapat dihindarkan)

16. R = Rest (Istrirahat)

17. H = Hold (memegang untuk memakai)

Sedangkan prinsisp ekonomi gerakan adalah meminimalkan gerakan tubuh pada saat bekerja berdasarkan bahan baku dan peralatan yang digunakan. Serta keterbatasan manusia sendiri. Hal ini sangat terkait dengan tata letak tempat kerja dan peralatan kerja. Dalam perancangan kerja manual perlu dilakukan pengaturan fungsi kerja anggota badan lain seperti kaki atau keseimbangan beban tangan kiri dan kanan. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan Peta Kerja tangan Kiri dan kanan.

(Modul Praktikum PSKE, 2009)

Tabel 2.1 Gerakan Fundamental (Therblig’s)

(http://gilbrethnetwork.tripod.com/therbligs.html)

2.4 Peta Kerja Sebagai Alat Untuk Menganalisa Aktivitas Kerja

Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis untuk menganalisa proses kerja mulai awal sampai akhir. Melalui peta kerja akan diperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, informasi tersebut antara lain adalah benda kerja berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi ukuran pekerjaan, dan lain-lain. Informasi yang lain yaitu macam proses yang dilakukan, jenis dan spesifikasi mesin, peralatan produksi, dan lain-lain. Juga diperoleh informasi tentang waktu operasi untuk setiap proses atau elemen kegiatan dan total waktu penyelesaiannya serta kapasitas mesin

(Wignjosoebroto, 2000)

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Informasi-informasi yang didapatkan melalui peta kerja antara lain:

1. Benda kerja berupa gambar kerja, jumlah dan spesifikasi material, dimensi/ukuran pekerjaan, dan lain-lain.

2. Macam proses yang dilakukan, jenis dan spesifikasi mesin, peralatan produksi, tooling, dan lain-lain.

3. Waktu operasi (waktu standar untuk setiap proses atau elemen kegiatan disamping total waktu penyelesaiannya.

4. Kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya yang dipergunakan.

Melalui peta kerja kita bisa mengetahui secara jelas proses atau kejadian apa saja yang dialami oleh benda kerja mulai dari bahan masuk pabrik hingga proses operasi, pemeriksaan, transportasi, hingga proses penyimpanan bahan jadi baik itu berupa produk lengkap ataupun bagian dari produk lengkap. Apabila dilakukan studi yang seksama tentang peta kerja, maka perbaikan sistem kerja dapat dengan mudah dilakukan. Perbaikan tersebut antara lain :

Ø Menghilangkan proses yang tidak perlu.

Ø Menggabungkan proses yang bisa dilakukan secara bersamaan.

Ø Mengurangi waktu menunggu.

Pada dasarnya semua perbaikan tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, sehingga peta kerja merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja.

(http://indeecom.wordpress.com/2007/11/17/peta-peta-kerja/)

Untuk mempermudah proses analisa biasa digunakan peta proses antara lain peta aliran proses (flow process chart), peta tangan kiri dan tangan kanan (left and right hand chart), diagram aliran (flow diagram), dll.

· Peta Aliran Proses (flow Process chart).

Peta aliran proses adalah suatu peta yang menggambarkan semua aktifitas baik produktif maupun yang tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja. Peta ini hampir sama dengan peta proses operasi hanya saja disini lebih mendetail dan lengkap.

Tabel 2.2 Peta aliran proses

· Diagram Aliran ( flow diagram )

Diagram aliran pada dasarnya persis sama dengan peta aliran proses hanya saja disini penggambaran dilakukan diatas gambar layout dari fasilitas kerja. Disini simbol-simbol ASME dan nomor-nomor aktifitas masing-masing digambarkan. Tujuan pokok dalam penggambaran flow diagram adalah untuk mengevaluasi langkah-langkah proses dalam situasi yang lebih jelas, disamping tentunya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan didalam desain layout fasilitas produksi yang ada.

· Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right Hand Chart).

Tidak seperti peta operasi atau peta aliran proses, maka peta tangan kiri dan tangan kanan diarahkan untuk menganalisa aktifitas kerja yang dilaksanakan seorang operator dalam sebuah stasiun kerja. Peta akan menggambarkan gerakan-gerakan kerja yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dengan tujuan utamanya adalah memperoleh keseimbangan gerakan kerja. Peta ini dutamakan untuk menganalisa kegiatan manual dan berlangsung berulang-ulang seperti pada proses perakitan (assembling).

Tabel 2.3 Peta tangan kiri dan tangan kanan

(http://adi.bogorlab.com/)

No comments:

Post a Comment